Manusia dalam kehidupannya, baik secara individual maupun sosial, sesungguhnya tidak bisa terpisah dari sejarah, sebagaimana juga manusia sebagai individu tidak bisa dipisahkan dari ikatan lingkungan sosialnya.
Hal pertama didasarkan bahwa ciri eksistensi manusia memiliki struktur historikalitas, yakni ‘eksistensi yang mewaktu atau menyejarah’. Manusia sebagai obyek, struktur ke’kini’annya tidaklah bersifat statis, tetapi lebih merupakan ‘dialogi’ atau perjumpaan yang terus menerus antara masa lalu dan masa depan. Apapun yang dipikirkan dan apapun prilaku yang ditunjukkan oleh manusia pada hari ini, selalu berorientasi ke masa lalu dan masa depan, yang oleh Husserl disebutkan bahwa ‘manusia setiap saat berretensi dan berprotensi’, yaitu mengenggam yang sudah dan menjangkau yang akan datang (Husserl dalam Poespoprodjo, 1987 : 27). Dengan demikian, masa lalu bukanlah merupakan kurun waktu yang secara definitif telah ditutup, akan tetapi selalu berkaitan dengan eksistensi manusia di waktu kini, dan waktu ‘kini’ sekaligus juga memiliki keterarahan ke masa depan.
Selengkapnya...
Historiografi dan Masalah Relevansi Kekinian
Langganan:
Postingan (Atom)
Selamat Datang
Ilmu Sejarah memang bukan bertujuan memberikan prediksi masa depan, ia hanya menawarkan fakta dari aktualita masa lalu sebagai cermin untuk menata hari kini.
Masa dapat berubah, generasi bisa berganti, akan tetapi RODA ZAMAN tetap akan berputar pada porosnya, menelusuri jalan panjang tak bertepi.
Masa dapat berubah, generasi bisa berganti, akan tetapi RODA ZAMAN tetap akan berputar pada porosnya, menelusuri jalan panjang tak bertepi.
Surya Online
Tags
- Analisis (3)
- Historiografi (6)
- Ilmu Sejarah (3)
- Interpretasi Sejarah (1)
- Mentalitas (1)
- Penulisan Sejarah (2)
- Perspektif Metodologis (6)
- Resensi (1)
- Sejarah Nasional (1)
- Strukturisme Historis (1)
- Wawasan Kesejarahan (1)